Surat terbuka untuk kaum intelektual dan berhati.

PARA HABAIB,
PARA KYAI, Seluruh Rakyat Situbondo yang dimulyakan Allah Swt.
Untuk mengadakan amar makruf nahi mungkar, untuk mengadakan pencerahan dan penyelamatan Ummat, ranah politik memang salah satu bidang yang harus digeluti dan didalami untuk dipergunakan sebagai alat perjuangan. KARENA memang harus di akui bhw Politiklah yang akan melahirkan undang-undang, peraturan-peraturan, regulasi dan kebijakan yang menyangkut kehidupan orang banyak.


Namun, marilah kita berfikir ulang, bagaimana "Money Politic" dan judi telah menjadi berhala yang memikat dan meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan beragama. Pada dasarnya tingkat pendidikan yang mencerdaskan menjadi masalah dalam melahirkan generasi yg "melek" keadilan dan kejujuran. Namun pendidikan juga telah hampir gagal untuk melahirkan manusia yg sebenarnya yaitu bukan hanya cerdas, tapi juga memiliki kompetensi keilmuan untuk menyelami dasar-dasar tafsir kebenaran mutlak.

Ketika pesantren, ketika guru-guru yang mengajarkan alif, bak, Al-Qur'an, Al-Hadist, ilmu-ilmu umum masuk ke ranah politik dan bermain dengan klaim "siyasahnya" atau bahkan turun dalam lumpur politik yang penuh dengan hina dina karena sdh tak memegang agama, MAKA kehancuran nilai dan tatanan ummat tinggal menunggu waktu saja.
Kenapa masyarakat rakus "money politic" dan judi ???
Ada beberapa hal yang dapat dikemukakan, yang pertama masalah Agama dan kedua masalah ekonomi.
Sebaiknya para Habaib", Kyai" dan siapa saja dg status sosialnya mulai berjuang dan benar" berjihad dalam meninggikan agama Allah dan juga memperbaiki ekonomi masyarakat. Sudah saatnya kita bahu membahu memberikan pelajaran Agama tidak hanya berbasis mimbar atau bahkan hanya bicara sampai berbusa-busa. Karena sebenarnya masyarakat itu telah menderita dan nestapa, bahwa mereka juga kering terhadap siraman nilai-nilai agama.Lihatlah bagaimana "rentenir" merja lela, lihatlah bagaimana tak sholat juga mulai biasa, tiang" Agama mulai dirobohkan, simaklak bagaimana judi menjadi wabah penyakit masyarakat, bahkan "zina" menjadi tak menakutkan akan murka Allah Azza wajalla.


INILAH TANTANGAN KITA BERSAMA, mungkin dengan melihat study kasus Pilkada di Situbondo, atau di tempat lain.. apakah nurani kita tak terketuk untuk benar-benar melangkah melakukan jihad bukan karena pencitraan atau lipstik belaka. MAKA, seyogyanyalah kita bersandar pada Allah Swt dengan melakukan menajemen aksi untuk nilai" keagamaan yang mungkin sdh dilakukan sedemikian orang pada konteks dan jalan yang berbeda. NAMUN PERBAIKAN EKONOMI dan pengentasan kemiskinan menurut saya bukan hanya urusan negara, tapi bisa juga menjadi sub domain dari Pesantren atau tokoh" agama. Apalgi hari" ini kita melihat Kyai" Syu' atau ulama' syu' mulai bermunculan dengan tameng agama dan nasab. Sungguh, ini adalah kesempurnaan dari tantangan keummatan.
Dari nurani saya terdalam, dari melihat rakyat yang hingar bingar dan bangga melakukan ma'siat judi dan suap, MAKA kami mohon untuk berfikir dan melakukan tindakan untuk AGAMA Dan EKONOMI. baru melangkah pada kegiatan politik yang penuh dengan ketersesatan dan mungkin secuil yang berjalan pada rel kebaikan dan kebenaran. Atau ada strategi baru untuk mengendalikan politik bersanding dengan ekonomi untuk lebih berguna. Semoga kita bukan diambang kiamat, sehingga semua menjadi sah untuk satu nama "Kehancuran", toh pun Imam Mahdi belum datang untuk melakukan tugas dari Tuhan.
Allahua'lam bisshowah ‪#‎MikirHati‬












Sumber : https://www.facebook.com/profile.php?id=100009929147800&fref=photo
Tag : Situbondo
0 Komentar untuk "Surat terbuka untuk kaum intelektual dan berhati."
Back to top